PERKEMBANGAN TI DALAM PERBANKAN
Dewasa ini perkembangan industri keuangan baik lembaga perbankan maupun non perbankan berjalan sangat pesat. Pada saat yang bersamaan dereluhasi dibidang moneter kompetisi bisnis, preferensi jasa keuangan yang semakin canggih, perkembangan TI dan telekomunikasi semakin memacu perkembangan industri perbankan. Kemajuan TI telah memungkinkan pula lembaga-lembaga yang dulunya bergerak disektor industri non keuangan mengalihkan atau mendefinisikan bisnisnya ke sector keuangan. Implikasinya persaingan makin ketat. Beberapa aktifis perbankan yang dirambah antara lain middle and wholesal, retail, bank to bankmarchandizing credit authorization, insurance, international banking, investment service dan pelayanan informasi strategi lainnya.
Konon system on line yang kini menjadi “factor unggulan” sedang memasuki generasi ketiga. Sekalipun demikian, belum semua bank-bank nasional telah mengemukakan system on line sebagai instrument operasionalnya. Dalam era globalisasi yang tengarai oleh liberalisasi ekonomi dan beberapa kesepakatan internasional (GATT/GATS dalam kerang WTO, APEC, AFTA) telah mengubah orientasi bank dari dari inward looking menjadi forward looking guna menengahkan persaingan.
Dengan demikian terdapat koinsidensi di mana berbagai derelugasi di sector keuangan telah memperluas pasar, sedangkan teknologi pada saat bersamaan memberikan dukungan terhadap usaha pemasarannya. Kemajuan akses dan pengelolaan data dan menggunakan nicroprocessore sejak decade 1970-an dan jasa telekomunikasi yang relative murah juga telah mendorong perubahan-perubahan dalam penawaran produk jasa keuangan berikut struktur harga, khususnya diindustri sekuritas. Hal ini logis, mengingat industri-industri keuangan sedang dijangkiti fenomena sekuritas.
Membangun perangkat TI di industri perbankan yang mampu memenuhi kebutuhan internal dan eksternal tidaklah gampang, ada 5 elemen penting dalam pengembangan TI yaitu :
1. Ketersediaan dana yang cukup
2. Strategi yang tepat
3. Proses
4. Perangkat TI
5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterpaduan dan keseimbangan kelima elemen tersebut akan menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi bank. Idialitasnya, aplikasi TI akan investasi TI yang efektif akan meningkatkan keunggulan daya saing dalam jangka panjang. Disamping itu, ada beberapa tahap yang harus dipersiapkan secara matang pengolahan bank-bank mengembangkan TI-nya.
Pertama, menentukan visi/arah yang jelas, dalam arti apakah bank benar-benar akan mengembangkan TI secara intensif (intensifikasi teknologi) tentunya membutuhkan komitmen dan konsistensi yang tinggi dari jajaran manajemen bank.
Kedua, menggunakan persepsi dilingkungan internal bahwa penggunaan TI bukan sekadar merupakan supporter saja, tetapi sudah menjadi enabler. Saat ini sedang popular penggunaan TI sebagai enabler rekayasa ulang proses bisnis. Banyak yang tidak menyadari bahwa rekayasa ulang proses bisnis. Banyak yang tidak menyadari bahwa rekayasa ulang proses bisnis merupakan dampak perkembangan TI. Perubahan peran TI sebagai alat efisiensi menjadi enabler bagi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya telah munculkan istilah baru Strategi Information System (SIM) atau bukan information as competitive weapons.
Ketiga, merencanakan implementasi TI yang tepat guna, Bank-bank harus memiliki system TI yang akan diaplikasikan, apakah dengan teknologi system online ke network hingga keluar batas-batas wilayah internal suatu organisasi bisnis.
Keempat, implementasi perangkat TI di mana memelihara piranti lunak (software) dan pirantai keras (hardware) yang sesuai dengan visinya.
Pada tahun ini dibuat secara rinci agar bank, memiliki standart yang jelas ketika harus memodifikasi software yang dibelinya.
Kelima, tahap uji coba perangkat teknologi untuk menyelaraskan antara software dengan hardwarenya. Teahap ini merupakan tahap transisi yang paling krusial bagi bank, sebab SDM dihadapkan kepada system berteknologi baru. Untuk mengantisipasi masalah ini, bank bekerjasama dengan penjual teknologinya harus mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi SDM-nya agar mereka turn in, dengan system dan teknologinya. Tahap ini harus diakui oleh bank dalam pengembangan TI-nya, walaupun dimungkinkan langkah imporvisasi dalam pelaksanaannya.
III. KOPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI
Kemajuan TI pada gilirannya telah mendorong perubahan dari struktur hierarki ke networking hingga keluar batas-batas wilayah internal suatu organisasi bisnis. Di bidang-bidang ekonomi, TI maupun mengubah berbagai parameter ekonomis yang selama ini dibekukan oleh institusi swasta (termasuk para ahli dan pelaku-pelaku bisnis).
Dibidang perbankan penggunaan ATM (Automatic Teller Machine) atau anjungan tunai mandiri merupakan proses desintermediasi dalam kontek “debirokratisasi” system dan prosedur serta pendelegasian karyawan akan membantu pelayanan yang tepat dan cepat yang selama ini sering dikeluhkan oleh nasabah. Dengan TI, selain terjadi proses otomasi dan disentermediasi, juga terjadi proses integrasi baik dalam piranti software dan hardware, masukan (data base) dan keluar (informasi), proses (antara penggunaan data base dan sarana telekomunikasi meliputi data teks dan suara melalui jairngan komunikasi digital).
Yang lebih penting, perkembangan teknologi perbankan telah mengajarkan pada pengolahan untuk introspeksi dalam mengenali posisinya di dalam peta persaingan. Gunanya untuk melakukan kaji ulang berdasarkan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) dan merevitalisasi eksistensi, yang pada gilirannya bermuara pada pengambangan produk dan jasa inovatif yang diunggulkan, sebagaimana pengembangan produk dan jasa inovatif yang diunggulkan. Mengkaji ulang corporate plan (lima tahun) dan business plan (satu tahun) merupakan media yang efektif untuk melakukan introspeksi. Dengan kaji ulang akan dapat dievaluasi pada elemen-elemen yang sudah sesuai dengan sasaran (goal setting) dan yang belum sesuai dengan sasaran.
Salah satu elemen penting dalam kaji ulang bisnis perbankan adalah TI. Salah satu penyebab cepat perubahan lingkungan bisnis global adalah pesatnya kemajuan teknologi. Implikasinya, bank-bank yang tidak mampu beradaptasi dan mengadopsi kemajuan teknologi perbankan akan terlibas oleh pesaing-pesaingnya. Namun perlu diingat, betapa canggihnya TI, apabila tidak digunakan semestinya bisa membawa bencana. Ini mengingat kita, bagaimanapun kecanggihan teknologi apabila SDM sebagai operatornya tidak dibekali Profesionalism Values justru akan menghancurkan diri sendiri.
Di Indonesia masih sedikit bank yang sudah menggunakan perangkat electronic benking. Dengan teknologi ini bank-bank dapat mengembangkan bisnis ke arah system home banking. Dalam Scope yang lebih luas, TI yang terkait dengan operasi perbankan dapat membantu system pembayaran (payment system) misalnya melalui fasilitas credit card untuk transaksi pembayaan ditempat-tempat tetentu.
IV. JALUR KEBERHASILAN TEKNOLOGI MODERN
Dewasa ini dan tertentu di masa dating, TI memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan bisnis. Tanpa bantuan TI, yang up to date, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan berbagai aspek bisnis, termasuk pelayanan purna jualnya yang prima jualnya (after sales service). Dalam era TI cyberspace dewasa ini, bank-bank dinegara-negara maju yang menjadi pusat-pusat keuangan dunia seperti di AS, Jepang, Hongkong, Kanada, Singapura, Jerman, Perancis, dan sebagainya sudah lama menggunakan fasilitas internet (dan internet dalam tingkat yang lebih tinggi) untuk mengakses data dan informasi strategis yang tersebut di seluruh dunia.
Dalam hal ini piranti TI sudah menjadi tool of bussines intelligence. Bagi negara-negara maju, dan data informasi merupakan komoditas mahal yang untuk memperolehnya harus mengeluarkan biaya besar. Secara sosiologis, kondisi masyarakat di Negara maju sudah mencapai tahapan masyarakat informasi (information society) di mana data dan informasi sudah menjadi kebutuhan utama. TI di industri perbankan yang tergolong masih baru dan kini tengah dikembangkan bersama oleh Visa International dan World Inc. adalah perangkat lunak (software) yang disebut Elektronic. Dengan dukungan TI, operasi perbankan semakin bersifat elektronis dan efisien tanpa harus mengurangi jumlah karyawan. Penggunaan personal computer yang full computerized merupakan salah satu indicator kemajuan sebuah bank.
V. KESIMPULAN
Sejauh ini belum pernah ada studi kasus empiris mengenai dampak penggunaan TI di Indonesia, namun hamper dapat dipastikan bahwa penggunaan TI yang canggih akan berdampak positif bagi perusahaan. Tujuan pengembangan TI bagi bank adalah tercapainya efisiensi, efektifitas dan produktifitas usaha yang optimal untuk memaksimalkan provitabilitas sebagai salah satu manifestasi pencapai goal setting perusahaan.
Bank yang tidak mampu adiktif terhadap perubahan lingkungan usaha (internal dan eksternal), terutama perkembangan TI sebagai salah satu bentuk keunggulan komperatif, cepat atau lambah akan hilang dari peredaran, karena kalah bersaing. Namun yang perlu diperhatikan, bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap berpotensi mengundang kerawanan-kerawanan terjadinya tindak criminal yang baik dilakukan oleh oknum bank dengan pihak luar, pihak lian yang menguasai system dan prosedur operasi teknologi tersebut yang mampu melihat celah-celah kelemahan (loop holes) semua ini tergolong ke dalam praktek white coller crime.
Disinilah fungsi TI sebagai alat atomasi, disentermediasi dan integrasi akan membuat factor-faktor yang sebelumnya uncontrollable menjadi controllable dan system yang sebelumnya terbuka serta mendukung kerawanan terhadap gejolak-gejolak lingkungan menjadi semakin terutu